Selasa, 03 Juli 2012

True Love Story


Hari berikutnya, banyak siswa yang bertanya kepadaku mengenai hal tersebut.
“Neshya, apa benar kamu punya hubungan sama Ramka???” Tanya temanku
 “Nggak kok, Cuma gossib saja” sangkal aku.
Bukan hanya satu dua petanyaan yang  datang padaku, tapi malah gossib yang sangat besar melandaku. Aku berusaha bersikap tenang dan menganggap bahwa gossib itu akan segera berlalu. Dan akupun tidak menjauhi Ramka, karena jika aku menjauhinya, maka akan ada kabar yang lebih besar.
Suatu ketika, aku merasa kesulitan dalam mengerjakan soal matematika. Dan entah kenapa, aku langsung teringat kepada Ramka. Dan tanpa menunggu lama, ketika bel istiahat berbunyi, aku langsung menuju bangkunya dan bertanya kepadanya.  Ramka merupakan pribadi yang lain, dia tidak seperti teman siswa laki-lakiku yang lain. Dia merupakan siswa yang diam, cuek sama perempuan, sederhana, dan juga pintar. Karena sifat cuek yang dia miliki, aku sebenarnya merasa kurang yakin untuk
bertanya kepadanya. Namun, aku tetap mencobanya. Yang aku takutkan ternyata benar adanya. Dia bersikap cuek denganku, tapi untunglah dia masih mau membantuku.
“Ramka, mau membantuku tidak???” pintaku pada Ramka
“bantu apa???” jawab Ramka dengan sedikit cuek
“kamu bisa soal matematika yang ini???” tanyaku
“(melihat soal yang aku tanyakan) aku belum. Memangnya itu tugas???” jawab Ramka
“iya, ini tugas” kataku
“ya udah, aku kerjakan dulu, tapi kamu juga. Nanti, kalau udah ketemu jawabannya, aku beri tahu” ucapnya
“Ok!” jawabku
Setelah itu, aku dan Ramka sama-sama mengerjakan soal tersebut. Selang beberapa waktu, aku berhasil menyelesaikan soal itu, namun Ramka belum. Mengetahui aku berhasil menyelesaikan terlebih dahulu, Ramka meminta untuk melihat hasil pengerjaanku. Aku pun memberikan bukuku padanya.
“akhirnya ketemu juga” seruku
“yang benar??? Coba lihat???” pinta Ramka padaku
“(Aku memberikan bukuku) ini salah” ucap Ramka
“yang benar saja. Ini benar” kataku
“salah” ucap Ramka
“benar” sangkalku
 “nggak, ini salah” ucap Ramka
“benar Ramka” sangkalku
“salah” ucap Ramka
“OK! Kalau ini salah, terus jawaban yang benar apa???” Tanyaku
“aku belum tau” jawab Ramka
“hufft… ya udahlah, terserah kamu” jawabku kesal dan aku langsung kembali menuju bangkuku
Tidak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Semua siswa bersiap untuk mengikuti pelajaran selanjutnya, Matematika. Yapz, pelajaran yang sangat aku sukai. 

           Guru pelajaran Matematika memasuki ruang kelas. Guru yang satu ini, terkenal dengan cara mengajarnya yang sangat patas, namun gampang untuk dimengerti. Selain itu, dia juga mempunyai aturan yang unik, yaitu buku tulis wajib berisi 78 lembar, bolpion diusahakan 3 macam warna, catatan harus rapi, wajib membawa penggaris, dan wajib membawa tempat pensil. Dan apabila dilanggar, maka akan di kasih hukuman. Unik bukan??? Tapi, dia salah satu guru favoritku lho… Bapak Anwar, itulah namanya. Memasuki ruangan kelas, Pak Anwar langsung menyuruh mengeluarkan selembar kertas.
“keluarkan 1 lembar kertas” perintah Pak Anwar
“lho pak, Ulangan???” Tanya anak-anak serempak
“iya, kita ulangan hari ini” jawab Pak Anwar
“kok kemarin nggak di bilangin pak???” Tanya salah satu siswa

episode 2

Minggu, 27 Mei 2012

True Love Story

Hari yang cerah, matahari menyambut pagi dengan hangatnya sinarnya. Embun pagi membasahi tanaman yang menjadikan tanaman tampak segar. Suasana yang begitu indah tersebut tak seindah suasana yang terlihat di halaman SMP Nusa Harapan. Ratusan siswa memperlihatkan raut wajah tegang, termasuk Aku. Hay, aku Neshya, salah satu Siswi SMP Nusa Harapan.Hari ini, merupakan hari yang sangat menegangkan bagiku, karena pada hari ini, akan dikeluarkan pengumuman mengenai kelas selanjutnya. Banyak siswa yang berharap bisa masuk di kelas unggulan, termasuk aku sendiri. Namun, untuk masuk di kelas unggulan, pastinya sangat sulit, karena harus mempunyai keunggulan lebih dari siswa yang lainnya. Dan so pasti, hanya siswa pilihanlah
yang bisa memasuki kelas tersebut. Menunggu waktu pengumuman sendirian sangat menjenuhkan, untuk itu, aku bergabung dengan teman-temanku, termasuk sahabatku Kayla. Kayla adalah sahabat ketika aku masih duduk di kelas 7, dia selalu ada buat aku pada saat apapun, ketika aku senang maupun sedih. Boleh dibilang, dia adalah sahabat terbaik untukku.
Keasyikkan mengobrol dan bercanda bersama, membuat aku dan teman-teman lupa waktu, dan tanpa terasa, waktu pengumuman telah tiba. Aku dan teman-teman bergegas menuju ke tempat pengumuman. Tampak wajah-wajah tegang terlihat di wajah semua siswa. Namun, kenapa aku tidak merasakan hal yang begitu menegangkan ya???. Aku merasa, bahwa aku pasti bisa masuk ke kelas ungulan. Dan ternyata…….semua yang aku rasakan benar, feelingku tepat, aku masuk ke kelas unggulan. Dan yang lebih menngembirakan, sahabatku Kayla pun masuk di kelas unggulan, jadi, dengan kata lain, aku satu kelas lagi dengan dia. Selain itu, 8 temanku yang lainnya yang berasal dari kelas 7 juga satu kelas denganku. Sungguh hal yang sangat menggembirakan dalam hidupku.
Ada kebahagiaan, pastinya ada juga kekesalan. Yang membuat aku kesal adalah ketika aku mengetahui kalau aku ternyata satu kelas dengan 2 orang yang sempat membuatku kesal. Mereka adalah Ramka dan Faza. Ramka adalah siswa laki- laki yang pernah mengikuti ajang olimpiade matematika, sebuah ajang yang sangat aku inginkan. Tapi malah dia yang ikut. Gimana aku nggak kesal dengannya. Dan dia beragama Hindu. Dan Faza, Faza adalah siswi yang pintar. Tapi, kepintarannya membuat dia sombong. Dan itu, bukan aku saja yang mengakui. Berbeda dengan Ramka, Faza beragama Islam. Tapi, apapun yang terjadi, aku harus tetap berusaha menjadi yang terbaik, terlebih lagi aku masuk kelas unggulan.
            Menjalani hari-hari di kelas yang baru, aku merasa senang, apa lagi dengan dikelilingi dengan teman-teman yang sangat baik. Walau dalam pelajaran kita harus bersaing, namun itu tidak menjadikan kita saling bermusuhan, namun menjadikan kita saling membantu apabila ada yang merasa kesulitan dalam pelajaran. Sungguh persaingan yang sehat bukan??? Selain itu, banyak cerita yang tercipta. Salah satunya adalah cerita asmara. Layaknya seorang yang menginjak dewasa. Cerita itu selalu menyertai. Namun, bagiku, tidak semua orang yang menginjak remaja wajib mempunyai cerita asmara. Karena, asmara itu, hanya indah pada awalnya saja. Kalau perasaan sudah hilang hanya sakit yang ditinggalkan. So, aku memilih cuek soal asmara. tapi, semua prinsip tersebut hancur, ketika aku menyadari kalau ada satu siswa laki-laki di kelas yang sering memperhatikanku. Dan yang lebih mengherankan lagi, siswa laki-laki itu adalah Ramka. Sorang siswa yang sempat membuatku kesal. Awalnya, aku merasa bahwa itu hanya perasaanku saja. Namun, aku merasa yakin, ketika sahabatku Kayla mengatakan kalau ternyata Ramka mengagumiku. Dan yang lebih menjengkelkan lagi, Kayla mengatakan hal tersebut di depan kelas. Jadi, semua siswa dengar, namun untungnya, Ramka pada saat itu sudah pulang.
 ( episode 1 )