AKANKAH
Suasana jam
istirahat sekolah, semua tempat di luar kelas dipenuhi oleh siswa yang sedang
menikmati jam istirahat dari rutinitas kelas. Hari itu Desi sedang duduk di
bangku taman sekolahnya dengan membaca novel yang baru saja dia beli dari toko
buku. Sementara itu, Andre taerlihat sedang bercanda bersama teman-temannya di
kantin sekolah. Dari jauh tampak seorang remaja putri Laras sedang
memperhatikan Andre.
Dari belakang,
teman Laras, Kia menepuk Laras dari belakang sehingga Laras tersadar dari
lamunannya dan mengajak Laras untuk beranjak dari kantin dan menuju ruang kelas
mereka.
“Laras” Kia datang dari belakang tanpa sepengetahuan Laras
dan menegur Laras dengan suara keras
“eh, bikin kaget aja kamu” Laras terkejut akan kedatangan
Kia yang tiba-tiba
“balik yuk ke kelas. Udah kenyang nih” Kia meminta ke Laras
dengan wajah manja
“emmmm” Laras ragu dan sesekali melihat ke Andre
“ayolah” Kia menarik tangan Laras dengan wajah manjanya
“Ok Ok” Laras akhirnya setuju dan berdiri dari tempat duduk
Setelah Laras
pergi, Andre yang sedang keasyikan bercanda dengan teman-temannya teringat akan
janjinya dengan Desi dan bergegas untuk menuju Desi yang sedang berada di taman
sekolah.
“gokil banget deh pokoknya.
(tertawa)” Andre dan teman-temannya sedang bercanda
“Oh My God, jam berapa ini?” Andre teringat tentang janjinya
ke Desi dan terlihat bingung
“kenapa Ndre” salah satu teman Andre bertanya kepada Andre
“aduh telat deh gue, sorry ya gue duluan. Dahhh” Andre
terburu-buru dan langsung berlari meninggalkan teman-temannya
Desi yang
sedang duduk di bangku taman sekolah mulai resah menunggu Andre, sesekali dia
melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. Tak lama kemudian Andre muncul
dari belakangDesi. Dari belakang Desi, Andre tersenyum melihat Desi yang duduk
sendirian kemudian berjalan pelan dan menyelinap dengan tujuan Desi tidak
menyadari kehadirannya. Ketika Andre berada tepat di belakang Desi, Andre menutup mata Desi dengan
kedua tangannya yang membuat Desi terkejut.
“siapa ini? Oohh aku tau, udah lah Ndre, lepaskan tanganmu”
Desi berhasil menebak bahwa Andre yang menutup matanya
“kok semudah itu sih kamu taunya? Jadi nggak seru deh”Andre
melepaskan tangannya dan merasa kecewa karena rencananya untuk membuat Desi
terkejut gagal
“lain kali, kalau mau usil ganti dulu parfummu”
“oh iya ya, kamu pasti tau dari parfumku”
“iya sudahlah, sini duduk. Lama tau aku
nunggu kamu tadi” Desi meminta Andre untuk yang saat itu masih berdiri di
belakangnya untuk duduk di sampingnya
“iya iya maaf” Andre meminta maaf dengan menempelkan kedua
telapak tangannya kemudian duduk di samping Desi
Sementara itu,
Laras dan temannya Kia sedang berjalan menuju kelasnya dan melewati taman
dimana Andre dan Desi sedang bertemu. Ketika melewati taman itu, Laras tanpa
sengaja melihat mereka berdua. Seketika wajah yang tadinya sumringah karena
sedang bercanda dengan Kia berubah menjadi sedih ketika melihat Desi dan Andre.
Dan seketika itu pula Laras tidak merespon Kia dan membiarkan Kia berjalan
sendiri meninggalkan dirinya.
Kia yang
menyadari bahwa Laras tidak disampingnya pun berhenti dan bingung. Kemudian dia
menoleh ke belakang dan mendapati Laras sedang berhenti dan diam pada satu
tempat. Kia kemudian menghampiri Laras dan memperhatikan ekspresi Laras yang
saat itu sedang melamun.
Kemudian Kia mendekatkan
wajahnya ke wajah Laras yang membuat Laras seketika tersadar dari lamunannya.
Laras yang tersadar dari lamunannya pun bertanya kepada Kia sampai mana
pembicaraan mereka berdua tadi.
“Laras” Kia menegur Laras dengan lembut yang saat itu sedang melamun
“ehh... Kia, eemm sampai mana pembicaraan kita tadi?” Laras
tersadar dari lamunannya dan merasa salah tingkah
“kamu kenapa? Kamu sehat kan hari ini?” Kia merasa heran
dengan sikap Laras satu hari ini.
“iya, aku sehat kok, tidak terjadi apa-apa. Ayo kita lanjut ke
kelas saja” Laras menjawab dengan gugup.
“yakin tidak terjadi apa-apa?” Kia belum yakin dengan jawaban
Laras
“iya yakin. Sudahlah, ayo ke kelas, sebentar lagi kan bel masuk
berbunyi” Laras meyakinkan Kia sekali lagi dan langsung menuju kelasnya
Laras kemudian
melanjutkan perjalanannya menuju kelas sementara Kia tidak. Kia masih bingung
dengan apa yang terjadi terhadap Laras. Kemudian, tanpa sengaja Kia menoleh ke
kiri dan melihat Andre dengan Desi. Pada saat itu juga, Kia mendapatkan jawaban
dari apa yang mengganggu fikiran Laras.
“Andre, Desi. Jadi ini penyebabnya. Gitu tadi bilangnya
baik-baik saja. Eh Laras” Kia langsung berlari menuju Laras ketika melihat
Andre dan Desi
Laras sampai di
kelas lebih dulu dari pada Kia. Kemudian, Laras duduk di bangkunya. Tak lama
kemudian, Kia sampai di kelas dan langsung menghampiri Laras dengan duduk di
kursinya yang memang satu meja dengan Laras. Tanpa ragu dan tanpa basa-basi,
Kia langsung menanyakan mengenai Andre dan Desi.
“Laras, kamu jujur aja deh sama aku”
“jujur mengenai apa?” Laras terlihat bingung
“kamu tadi nggak enak hati kan waktu lihat Andre sama Desi?”
“eeehhmmm.... enggak kok. Emangnya kenapa sama mereka berdua?”
Laras menjawab dengan terbata-bata
“udah jujur saja kenapa sih? Lagi pula, di buku harianmu ada
namanya Andre kan?”
“eh kok kamu tau? Tau dari mana? Perasaan aku nggak pernah
cerita tentang itu” Laras terkejut
“hehehe maaf Laras, nggak sengaja baca waktu aku main ke
kamarmu. Emangnya ada apa sih antara kamu sama Andre?”
“nggak ada apa-apa sih? Cuma dulu aku ada hubungan sama dia.
Hanya saja beberapa bulan lalu hubunganku selesai, karena aku akan dipindahkan
sama orang tua ku ke luar negeri” Laras akhirnya menceritakan masalahnya ke
Kia
“apa? Jadi kalian dulu pasangan?” Kia terkejut dengan
jawaban Laras
“jangan keras-keras. Tidak ada yang tau masalah itu”
“sorry sorry. Eh tapi tunggu deh. Ke luar negeri? Memangnya kamu
mau pindah ke luar negeri? Kapan?” Kia bingung karena sebelumnya Laras
tidak pernah menceritakan mengenai rencananya ke luar negeri
“besok” Laras menjawab pertanyaan Kia dengan perasaan
bersalah
“besok? Kok kamu nggak cerita apa-apa ke aku?” Kia sedikit
marah pada Laras
“iya Kia maaf, bukannya aku nggak mau cerita, hanya aku nggak
tega aja kalau lihat kamu sedih karena aku mau pindah” Laras merasa
bersalah kepada Kia
“jadi, intinya hari ini kamu resah karena besok kamu ke luar
negeri sementara Andre, masa lalu kamu itu sedang dalam masa bahagianya dengan
Desi?” Kia mencoba memastikan apa yang ada difikirannya mengenai penyebab
Laras sedikit bertindak aneh satu hari itu
“nggak juga sih, tapi bisa dibilang begitu juga” Laras
menjawab dengan senyum sedihnya
“ehh tapi kamu balik lagi kan ke Indonesia, disana nggak
selamanya kan?” Kia mencoba mengalihkan pembicaraan karena melihat Laras
yang mulai sedih
“ya pasti balik lagi lah. Kan hanya untuk sekolah sama kuliah,
aku janji deh, balik ke Indonesia, orang pertama yang aku temui itu, kamu” Laras
tersenyum kepada Kia
“oh so sweet J” Kia memeluk Laras yang disampingnya
Keesokan
harinya, matahari menyambut dengan sinar hangatnya. Laras sedang sibuk
mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke bandara menuju luar negeri tempat dia
akan melanjutkan pendidikannya. Kia terlihat menemani Laras untuk bersiap.
Setelah semua
siap, Laras, Kia, dan kedua orang tua Laras masuk ke mobil dan berangkat menuju
bandara. Sampai di bandara Kia dan kedua orang tua Laras menemani Laras masuk
ke bandara sampai pada lokasi boardingpass. Disana, Laras berpamitan dengan
kedua orang tuanya dan juga dengan Kia sahabatnya.
Selesai
berpamitan, Laras kemudian melihat ke luar bandara berharap agar Andre datang
mengantar keberangkatannya ke luar negeri, namun Laras tidak melihat sosok
Andre sama sekali. Wajah Laras seketika sedih. Kia yang menyadari akan
kesedihan sahabatnya pun menenangkan Laras dan Laras memberikan senyumnya
kepada Kia.
Laras kemudian
berbalik badan dan bersiap untuk keberangkatannya ke luat negeri. Pada saat
Laras akan melangkahkan kakinya. Terdengar suara seseorang yang berteriak
memanggilnya. Laras kemudian berhenti dan membalikkan badannya. Tampak Andre
yang sedang terengah-engah karena mengejar Laras.
“Laras” Andre berteriak memanggil Laras yang saat itu akan
melangkahkan kakinya
“Andre” Laras berkata lirih ketika berbalik badan dan
melihat Andre
Andre kemudian
menghampiri Laras. Wajah Laras berubah haru menyadari bahwa ternyata Andre
datang dan memberikan ucapan selamat jalan kepadanya. Laras hampir meneteskan
air matanya karena keharuannya. Namun, sebelum air mata itu jatuh, Laras
menghapusnya.
Ketika Andre
telah sampai di depan Laras, Andre mengulurkan tangannya. Laras melihat tangan
Andre kemudian melihat wajah Andre. Andre tersenyum dan menganggukkan kepala
memberikan isyarat untuk Laras menjabat tangannya. Laras kemudian menjabat
tangan Andre. Pada saat itu juga, Andre mengucapkan selamat jalan kepada Laras
dengan senyum manisnya yang sangat dirindukan oleh Laras. Laras yang semakin
tidak dapat menahan rasa harunya pun tanpa sadar meneteskan air matanya.
“Selamat jalan ya. Semoga kamu mendapatkan kesuksesanmu, impianmu,
cita-citamu dan semua harapanmu di sana. Di sini, aku akan selalu mengingat kamu
dan mendoakanmu” Andre mengulurkan tangannya namun belum di sambut oleh
Laras dan kemudian memberikan kode kepada Laras untuk menjabat tangannya
“Thank you” Laras akhirnya mengerti kode yang diberikan
Andre dan menjabat tangan Andre
Setelah Laras
dan Andre berjabat tangan, terdengar suara informasi bahwa keberangkatan
pesawat Laras sebentar lagi akan take off. Laras bergegas mengambil kopernya
yang berada di sampingnya dan berpamitan untuk terakhir kalinya kepada orang
tuanya, Kia, dan Andre. Laras kemudian berbalik badan dan dan melangkahkan
kakinya untuk keberangkatannya ke luar negeri.